Tampilkan postingan dengan label Galeri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Galeri. Tampilkan semua postingan

Kamis, 28 September 2017

Matematika dan Sains Hadirkan Taman Bawah Tanah di Dunia

New York Lower East Side menghadirkan The Lowline Lab. Sebuah teladan daerah yang akan menjadi taman pertama bawah tanah di dunia. 

Dalam ruangan ini ada hal yang paling mencolok yaitu aroma khas tumbuh-tumbuhan. Aroma ini yakni hasil dari puluhan spesies tanaman yang tumbuh dalam ruang seluas 5.000 meter persegi.

source picture : http://www.architecturaldigest.com/

Taman tersebut akan dibuka untuk beberapa bulan ke depan. Pengunjung daerah ini bisa mengintip ke dalam taman Lowline yang sekiranya akan beroperasi penuh pada tahun 2020 mendatang.

Adalah seorang arsitek dari Raad Studio yang berbasis di New York, James Ramsey, telah menyusun sebuah sistem yang memanfaatkan sinar matahari melalui peralatan optik. Peralatan optik ini ditempatkan di jalan, kemudian mentransfer cahaya dalam ruangan melalui tabung pelindung dan risikonya berdifusi di atas situs bawah tanah.

Menurut keterangan Ramsey, kemungkinan dibukanya The Lowline Lab tampaknya hampir tak terbatas. Begitu banyak permintaan, mulai dari Paris, Seoul, dan Ankara, serta kota-kota lainnya telah menyatakan minatnya akan taman tersebut.

"Ini bukan hanya sebuah taman bawah tanah. Kami sedang bekerja untuk menciptakan cabang gres hortikultura. Ini hanya langkah pertama menuju kemungkinan-kemungkinan gres di seluruh dunia dikala harus berkebun di bawah tanah, dan penggunaan kembali ruang bawah tanah yang ditinggalkan," kata Ramsey.

source picture : http://www.architecturaldigest.com/

The Lowline Lab, yang dibuka untuk umum hari Sabtu, akan terus melayani James Ramsey dan salah seorang pendiri Lowline, Dan Barasch. Mereka bereksperimen bersama dengan kemampuan teknologi bawah tanah mereka.

"Kami sangat banyak menghabiskan waktu untuk bekerja di sini. The Lowline Lab ini menjadi milik publik, pengunjung bisa datang, melihat dan mencium anyir menyerupai ruang publik tetapi terletak di bawah tanah," kata Ramsey. Ia juga mengatakan, matematika dan sains membuat segalanya menjadi mungkin.



via : kompas

Sumber http://huniankreatif.blogspot.com

Butterfly House, Pulau Kupu-kupu Uni Emirat Arab

Sebuah pulau di Uni Emirat Arab tengah dirancang untuk dijadikan taman dengan desain inovatif dan penggunaan teknologi multimedia. Pulau ini terletak di Khalid Lagoon, Sharjah, Uni Emirat Arab.


Sharjah Butterfly Park
source picture : http://www.emirates247.com/

Dilansir dari Emirates274, Sharjah Investment and Development Authority (Shurooq) akan menggunakan sejumlah perangkat multi-media, yang nantinya akan mendukung terbentuknya atmosfer pencahayaan di pulau tersebut dengan LED dan instalasi lainnya.

Sharjah Butterfly Park
source picture : http://www.emirates247.com/

Pulau ini diberi nama Butterfly House Island yang memiliki atap bayangan dengan ornamen berlubang, yang terinspirasi dari mashrabiya (hiasan jendela Arab). Rencananya pulau ini akan diisi oleh 500 jenis kupu-kupu.

Berbagai jenis spesies kupu-kupu menyerupai Afrika Monarach (Danaus Chrysippus), Autumn Leaf dari India, Rose dan Atrophaneura Aristolochiae yang ditemukan di Asia Tenggara dengan contoh pewarnaan di sayapnya yang unik.

source picture : http://www.emirates247.com/

Pengunjung juga dapat mengunjungi Pavilion Literature untuk bersantai sambil membaca di tengah pemandangan cantik alam sekitar pulau tersebut.


Pulau ini memiliki 3.500 meter jalan yang memungkinkan membawa pengunjung untuk mengunjungi daerah yang lain. Pulau ini dapat diakses melalui jembatan dekoratif terletak di belakang Masjid Al Noor.

Sumber http://huniankreatif.blogspot.com